Bahasa Pemrograman Hanyalah Alat

Di chapter sebelumnya, saya sudah bahas bahwa bahasa pemrograman itu hanyalah alat supaya komputer melakukan perintah apapun yang kita inginkan.

Meskipun begitu, tidak ada salahnya kita memiliki alat yang sangat kita sukai, tanpa menutup kemungkinan untuk mempelajari alat lainnya jika ternyata memang diperlukan.

Ada cukup banyak bahasa pemrograman yang cukup populer saat ini. Setiap bahasa memiliki sintaks yang berbeda-beda. Ada yang harus pakai titik koma, ada yang nggak. Ada yang cara menulisannya harus camelCase, ada yang harus snake_case. Ada yang harus pakai kurung kurawal, ada yang nggak.

Saran saya, coba baca dulu dokumentasi suatu bahasa pemrograman di website resminya atau website-website tutorial, supaya tahu penggunaannya bagaimana. Pilih bahasa pemrograman membuat kamu tertarik, atau coba dulu bahasa pemrograman yang sintaksnya sederhana dan sangat mendekati prosa bahasa Inggris, seperti Python dan Ruby.

Pengalaman pertama kamu memilih bahasa pemrograman cukup menentukan kesan kamu terhadap programming. Saya dulu pertama kali dikenalkan ke bahasa C dan C++ ketika kuliah, dan kesan pertama saya: wah, kok ribet ya. Haha.

Mungkin karena memang program studi saya teknik informatika, jadi memang mahasiswa diharapkan mampu memahami bagaimana cara komputer bekerja dengan memilih bahasa pemrograman yang low-level.

Menurut saya, hal ini masih bisa dipelajari sekalipun kita belajar bahasa pemrograman yang high level dulu. Fokus dulu sama bahasa yang bisa bikin kita betah ngoding lama-lama, karena ini berkaitan dengan chapter selanjutnya, yaitu Jam Terbang.